<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35425192\x26blogName\x3dShaSaVino...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://marinareza.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://marinareza.blogspot.com/\x26vt\x3d1712134218084423277', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Saturday, February 24, 2007

Sahabat Saya dan Gelisah itu

Menghabiskan sore sampai malam , disalah satu sudut Food Court Plaza Semanggi dengan seorang sahabat semasa kuliah dulu.
Sahabat saya itu, terlihat begitu kurus, meskipun tidak kehilangan kecantikannya.
Dengan senyum yang masih selalu menggantung, ia menguraikan kejadian yang menimpanya.

Saya terpaku mendengar ceritanya, ketika suami tercinta menyatakan ingin punya wanita lain…
Ada banyak pendar pendar sakit di mata sahabat saya itu, meskipun cerita mengalir dengan tenang, bagaimana ia mempertahankan suaminya, demi tiga buah hatinya.
Saya juga terkaget kaget ketika (masih dengan tenangnya) ia bercerita pernah suatu kali suaminya memintanya datang di sebuah Mall untuk mengganti Handphonenya yang luluh lantak di banting suaminya. Dan di Mall itu, suami yang sedang sesat itu sudah menunggu…dengan perempuan lain itu. Staffnya , di sebuah Bank swasta, yang kantornya satu kawasan dengan kantor saya.
Jadi mereka jalan bertiga…Masyaallah.

Saya heran, kenapa ada perempuan jalang melacur seperti itu,yang dengan entengnya kirim SMS ke sahabat saya minta izin untuk tidak kehilangan cinta suami sahabat saya.

Tentang “Perempuan Lain” ada lah topic yang selalu mengiris ruas ruas jantung saya. Sakitnya bukan main. Sembari saya berdoa semoga suami saya tidak ikut latah jadi laki laki gatel yang doyan lirik lirik dan icip icip perempuan lain. Amin. Cukup keluarga saya pernah mengalaminya, dan jadi sepenggalan kelam masa lalu saya. Saya tak ingin..betul betul tak ingin.

Sahabat saya itu, adalah wanita cantik, yang sejak kuliah dulu selalu modis dan memperhatikan penampilan. Persahabatan kami sejak semester pertama di Trisakti tak pernah putus hingga kini. Saya mensyukurinya, karena tidak banyak persahabatan yang langgeng tanpa hambatan seperti saya dan dia.

Sepulang dari pertemuan tadi, menyisakan kegundahan sendiri dalam diri saya. Ketika saya peluk dia saat berpisah tadi, saya minta dia untuk tabah, dan jangan sampai jatuh tersungkur. Belajarlah dari apa yang dialami ibu saya, yang bisa langsung bangkit setegar tegarnya ketika suaminya meninggalkannya untuk perempuan lain.
Meskipun, seadandainya saya yang mengalami, belum tentu saya bisa tegar seperti ucapan saya. Belum tentu.

Persoalan hidup ini begitu rumit, saya bertakzim, berserah diri pada Allah yang menciptakan saya,…rasanya seperti tak ada ruang lain untuk orang lain berbagi, sebegitu peliknya. Tapi ketika bertemu sahabat saya dan mendengar ceritanya, saya seperti merasa mempunyai sebuah ruang yang lapang yang bisa menampung semua keluh kesahnya di hati saya. Ternyata saya masih bisa berbagi.

Kegundahan saya, juga kegundahan sahabat saya itu, kini membuat saya sesak. …

Saya tahu , Allah Swt akan melindungi umatnya yang teraniaya. Saya percaya....

Jumat, 23 Februari 2007

(Er,...sabar ya....)





Monday, February 12, 2007

Today,...OUR 7th ANNIVERSARY


12 February 2000 - 2007

From Loves, Care,Laugh,Cry...

These beauties out with nature

Will go on ever more,

But our love will last longer

Even than the ocean's roar

Through good times and bad times,

Through tears and laughter - both,

I'll love you past the end of time

On that you have many oath....

Happy our 7th Anniversay..with no candle light dinner...

Renang....Renang.....



Sabtu Sore, setelah merasa lumayan bete dan penat...akhirnya gw dan echa sepakat ngajak anak2 renang di persada golf. Pool paling deket yang nyaman, bersih,asik, dan sejauh ini gw ga pernah nemuin tokai ngambang or spotaker (spotong tokai kering...Ihhh..huekkk) spt yang pernah gue temui ikut berjemur di pinggir kolam renang lain (maaf nggak mau nyebut merk Pool nya....heehhehe)


ARSA seperti biasa sibuk dengan gaya gaya renang yang nggak jelas...sok nyebur byurrr (padahal penakut banget!)...ke kolam cetek....dengan peralatan lengkap jaket pelampung dan ban.
Nah foto yang ini hasil pemaksaan gw supaya dia nyemplung di kolam cetek nggak usah pake peralatan berat kayak jet pelampung dan ban. Lha kolamnya aja cuma sepinggang dia kok...hihi...dia berdiri di kolam renang sambil meneliti dan menimbang sebelum nyebur, gemes ya wess tak dorong nyeburrrrr....Byurrrrr!!!

ARVIN...selama renang berlangsung sudah menghabiskan dua mangkok es krim, setengah porsi french fries, sedikitnya 3 lempeng wafer, sebotol susu....tapi keberaniannya oookeeee bangett
Ini anak sengaja gw lelepin berkali kali lalu gw angkat ke permukaan air..udahannya dia selalu ucek ucek mukanya sambil terkekeh dan bilang "Lagi!..Lagi!!"

ECHA, dan GUE pegang satu satu. Gue lebih banyak pegang ARVIN. Dan ECHA sibuk megang Arsa.
Berhubung selesai renang sudah gelap, gw dengan nyaliyang cuma spotong cuma ngelap ngelap anak2 gw pake handuk di pinggir kolam dan langsung pakein mereka baju. Secara gw takut masuk ruang bila sendirian.
Kalau gw, nggak mungkin donk gw tuker baju di pinggir kolam, gue sandra Arsa utk nemenin gw ke kamar ganti. Dia tanya "Kenapa mesti di temenin sih ma?!"
Gw jawab aja sambil nge gerek tangannya masuk bilik, "Biar bisa sambil ngobrol!"
Lumayan olahraga sore.......soalnya malemnya...ada "olahraga malam"...ups...., ~____~

QUIZ; BLOG YANG GIMANA

Ngambil Pe er dari Rhani cosmo hehehe....

5 Alasan kenapa saya suka blogging:
  1. Karena gue suka Nulis
  2. Karena gue sukaaa banget Nulis
  3. Bisa tambah teman..pasti lah!
  4. Tambah Teman means tambah pengetahuan
  5. Kareeeennaaaa Guuueee suuukaaaa banget Nuuliss....

5 tipe blog yang saya sukai:

  1. Yang sering diupdate sama ownernya
  2. Yang banyak ilustrasi, gambar en fotonya
  3. Yang isinya Oke, nggak asal asalan
  4. Yang ownernya asik jadinya ngerasa akrab biarpun belum pernah ketemu
  5. Yang bahasanya asik diikuti,apalagi blog yang kocak dan mendekati sakit jiwa...hahahahaha

5 blogs yg paling sering saya kunjungi:

  1. marinareza.blogspot.com (blog sendiri lah)
  2. suarapensil.blogsome.com (Teteup blog sendiri, khusus gudang tulisan tulisan gue dan artikel artikel fav gue serta beberapa lirik lagu...)
  3. Punya Upik
  4. Punya Mbak Ine kalo mau lihat resep hahahaha
  5. Blog orang orang yang mampir dan kasih komen di blog gue

5 blogger yg dapet giliran ngerjain PR:

  1. Upik
  2. Mbak Ine
  3. Dahlia
  4. Angky
  5. Patty
Thursday, February 08, 2007

TOUCHY ARTICLE





Ia Hadir untuk Dicintai


Jika masih tertahan kelopak mata ini untuk tetap terbuka hingga larut,
atau saat terjaga di pertengahan malam selalu saya sempatkan untuk menyambangi
kamar anak-anak. Saya hampiri dan tatap wajah mereka bergantian sambil menghalau
nyamuk yang hinggap di tubuh mereka. Wajah indah yang terlelap itu menyibakkan
kejujuran dalam hati, bahwa mereka hadir sebagai amanah yang harus dijaga
sebaik- baiknya.

Mereka ada untuk dicinta. Terbayanglah kekesalan yang hampir tercipta
akibat perbuatan dan tingkah nakal mau pun pembangkangan mereka siang tadi.
Terlintaslah amarah yang nyaris meluap saat mereka tak mendengar perintah mau
pun ketika peraturan terlanggar.

Beruntung kekesalan itu hanya sempat mampir di
kepala dan tak sampai keluar makian kasar yang pasti akan melukai telinga
mereka.



Bersyukur amarah ini tak sekali pun sempat membuat mereka melihat saya
seperti monster yang menakutkan. Mereka hanya anak-anak yang sangat pantas dan
bisa sangat dimaafkan ketika berbuat kesalahan.


Jiwa mereka masih sangat rapuh untuk menerima kalimat dan perilaku kasar orang


tua hanya karena kesalahan kecil
yang mereka pun mungkin tak sadar kalau itu benar-benar sebuah kesalahan.

Bisa jadi letak kesalahan justru terletak pada orang tua yang terlalu kaku membuat
peraturan, mengekang kebebasan mereka sebagai individu yang meski masih kecil
tetap saja seorang manusia yang berhak dan bebas memilih untuk melakukan yang
terbaik menurut mereka.

Tugas orang tua bukan melarang atau memerintah, tapi
lebih kepada mengarahkan agar mereka tetap berada pada jalur yang sebenarnya.
Menatap kembali wajah-wajah bersih itu dalam tidur mereka yang mungkin sedang
memimpikan Ayah dan Ibu yang tengah menimang dan membuai penuh kasih, tergambar
jelas tak sedikit pun ada dosa di diri mereka.

Kalau mau menghitung-hitung,
jangan-jangan justru kita lah yang lebih banyak berbuat kesalahan terhadap
mereka dibanding jumlah kesalahan kecil mereka. Saya teringat banyak kejadian di
luar. Misalnya ketika di sebuah angkot seorang ibu memaki anaknya yang masih
berusia empat tahun – dari posturnya seukuran anak saya- dengan kalimat yang
sangat belum waktunya anak sekecil itu mendapatkannya. Belum lagi tempelengan
yang sempat mampir di kepalanya. "goblok lu ya, kalau jatuh mampus luh," hanya
karena ia sempat melongok ke arah pintu angkot. Sebuah kesalahan kecil yang
mestinya bisa disikapi lebih bijak dengan sebuah nasihat lembut. Atau ketika
isteri saya bercerita tentang seorang ibu dari teman sekolah anak kami di TK.
Anaknya terjatuh saat berlari, "Nyungsep sekalian biar bonyok tuh muka. Udah
dibilangin jangan lari," itu pun masih ditambah satu tamparan di kepala. Yang
pasti itu tak meredakan tangis si anak, bahkan membuat memar di lututnya semakin
perih terasa hingga ke hati.

Mengusap bulir keringat di kening mereka dan
membelai rambutnya saat tidur membuahkan pertanyaan di benak ini, haruskah
bintang-bintang sejernih ini mendapatkan perlakuan sekasar itu? Lihat saja
senyum mereka saat terlelap, dan dengarkan hati mereka bernyanyi dalam mimpi.
Anda akan mendengarkan nyanyian riangnya jika Anda memperlakukannya sepanjang
hari seperti halnya Anda tengah menciptakan sebuah mimpi indah untuknya. Namun
jangan terperanjat ketika tengah malam tidur Anda terusik saat ia mengigau dan
berteriak ketakutan. Hanya rintihan yang bisa terdengar dari mimpinya karena
sepanjang hari ia hanya mendapatkan kecemasan dan ketakutan dari kalimat kasar,
delikkan mata dan ayunan keras tangan Anda ke tubuh mereka.


Tak seekor nyamuk pun pernah saya persilahkan untukmenyentuh setiap inci kulit

mereka. Lalu kenapa masih ada yang tega mencederai anak- anak, padahal dalam

berbagai dongeng mereka selalu mendengar bahwa yang kasih dan cintanya tak

terbanding itulah Ayah dan Ibu.


Coba sentuh dengan lembut wajah halusnya saat tidur, itu akan membuatnya
bermimpi indah seolah tengah terbaring di pangkuan bidadari.

Anak-anak tak
pernah membenci orang tuanya, bahkan saat mereka mendapatkan perlakukan kasar
dari orang tua pun, tetap saja nama Ayah atau Ibu yang mereka panggil saat
menangis. Anak-anak tak pernah berdosa terhadap orang tuanya, justru kebanyakan
orang tua yang berdosa kepada mereka dengan makian kasar dan pukulan
menyakitkan. Anak-anak tak pernah benar-benar membuat orang tua kesal, orang tua
lah yang teramat sering membuat mereka kecewa mendapati Ayah dan Ibunya tak
seindah syair lagu yang selalu diajarkan guru di sekolah.



Ah, kadang orang tua
baru menyadari bahwa anak-anak hadir untuk dicinta saat ia terbaring lemah di
salah satu tempat tidur di bangsal anak-anak. Atau ketika Tuhan mencabut amanah
itu dari kita. Menangiskah kita? teramat banyak yang merindukan kehadiran mereka
dengan cinta yang teramat tulus



SUMBER: unknown
Wednesday, February 07, 2007

Kejamnya Kalimalang.....

Oh Tuhanku,...kejam sekali kemacetan di Kalimalang semalam....

Perjalanan gw pulang dr kantor bener bener butuh ekstra kesabaran, extra energy, dan extra duit!

Gw pulang sendiri, sebab belahan hati yang biasa nempel kayak perangko sama gw kalau pulang kantor, jeng Upik yang menunaikan kewajibannya terhadap bangsa dan negara di kantor (Lembur Buuu...Closing Closing...)
Departured dari kantor jam lima tepat.

Dengan girangnya gue melambaikan tangan ke arah M44, mikrolet kesayangan gw (secara cuma itu mikrolet satu satunya dr kantor ke Kp Melayu).
Tapi sopir mikrolet itu memang kutukupret, dengan semena mena dia menurutkan semua penumpang di deket rel kereta lapangan Ros tebet. Lha gw mau naik apah dr sana!!!
Jadi, godaan tukang ojeg mempan juga, dengan tongkrongan bak laki laki sejati gue naik ojeg ,"Tarik Maang!!" lewat bukit duri-manggarai-matraman ,sampailah dengan sukses di Kp Mlayu.

Sampai Kp Mlayu jam 6 sore. Dengan cerah penuh suka cita gue melenggang ke area tempat Mikrolet belahan hati gue M26 mangkal....Jwewewewewwwww...ternyata nggak sebijipun M26 nangkring. Bahkan yang rute lain juga nggak ada!

Again, rayuan paten tukang ojeg termakan juga.
"Lanjuuut!!"
KAli ini tukang ojegnya baik hati dan tidak sombong. Sepanjang jalan dia udah kayak dinas banjir DKI, menjelaskan ini lho Buu yang kemaren kerendem seleher...ini lho buu yang tenggelem sekian mater... hebat tuh si Bapak.

Setiba di ujung Jl Raya Kalimalang alias Halim...sudah terlihat antrean panjang....pantes M26 nggak ada yang nangkring di Kp Mlayu,..mereka terjebak dengan sukses di Kalimalang!!
Even Motor saja nggak bergerak.....
Dengan cerdasnya Bapak Ojeg ini ambil jalan tikus di seberang kalimalang, sampai menemui titik buntu dimana sudah nggak bisa masuk liang tikus lagi dan mau nggak mau kita ikut stag di situ bersamaan dengan motor2 yang lain.

Karena letih bangett , mata gue mulai kunang kunang...untung di dekat kita stag itu ada warung teh botol.... Bapak Ojeg menyarankan gw untuk minum dulu.
Oke dengan sekuat tenaga gw mencapai warung itu. Pandangan makin kabur. Keringet dingin keluar deras....orang orang sekitar mulai terlihat jungkir balik.
Gue merasa Ibu warung menangkap badan gue yang tergelosor pingsan. Sekita 30 menit kayaknya gw baru sadar, muka gw udah bauk minyak angin. Sambil berusaha skuat tenang menguatkan diri, gw berterimakasih sama ibu warung yang merawat gw...dan ya ampun Bapak Ojeg juga setia dan sabar nungguin gw di dpan warung (Lha iya, kan gue belom bayar ojeg!!)

Menurut Ibu warung, ini macetnya sudah dr siang dan sejak tadi dia sudah terima sekitar 3-4 orang pasien pingsan mendadak kayak gw....ck..ck...berkah untukmu Ibu...semoga rejekimu lancar selalu...

Gue lanjut naik ke sadel Ojeg sambil say sorry sama si bapak Ojeg yang dengan sabarnya bilang nggak apa apa buu....namanya juga musibah.

Sementara Kalimalang makin macet total,...gw berdua tk ojek bersabar sedikit demi sedikit sampai ke belokan Pondok Bambu langsung Maknyoss belok...cesspleng lancarrr....

Ketika sudah melihat pagar rumah, gw bernafas lega, inget inget kejadian pingsan tadi...untung bertemu manusia manusia berhati malaikat seperti Ibu Warung dan Bapak Ojeg. Alhmadulilah Tuhan,....

Gw benci kalimalang. Jalan yang aneh. Kalau berangkat pagi dr rumah jam 5.45, sampai kantor bisa barengan sama security...pagi bener.Tapi coba berangkan jam 6.01...sampai kantor bisa jam 9!

Seandainya Kalimalang itu orang, udah gue tunjuk tunjuk dan gue sekolahin biar pinter mikir! Masa cuma beda 15 menit jalan dr rumah bisa beda 2 jam sampai di kantor!! Itungan dr mana tuh!!

Sayang aja, Kalimalang itu jalan...tempat gw tinggal....unfortunatly.


HARI HARI DI RUMAH SAKIT

Baru sempet nulis lagi...

Minggu,Tgl 28 Januari kemarin gw terpaksa di larikan ke RS Mitra , secara sejak pagi sampai sore kepala gw sakitnya spt di sodok2 tangkai sapu, kanan kiri depan belakang. Sampai sore muka sudah semakin pucat dan agak membengkak.

Sore itu ruang UGD penuh. Di sebelah gue berbaring, orang nangis2 memangisi ibunya yang kepalanya berdarah darah karena jatuh. Ibu itu diemm ajah....nggak tau deh masih idup atau sudah lewat...kasihan banget.
Sementara kepala gue nggak tertahankan sakitnya, jadi gw di rujuk untuk di rawat. Malamnya gue ambil foto thorax dan jelas menunjukkan bahwa ada penyumbatan di sinus bagian kanan.

Malamnya nafas gue sesak, suster langsung kasih oksigen lewat alat yang berupa selang kecil dengan dua lubang untuk di hidung. Makin malam, nafas gw makin sesak. Suster tergopoh2 ngasih oksigen yang bentuknya seperti masker.
Dengan masker itu gw berasa sedih banget, inget seorang teman yang meninggal karena asthma di singapore, usianya sama dengan gw. Nggak terasa airmata menetes...(deuh ini mah bukan bercanda,...)

Hari senin pagi , Dr Made plus Dr Joko memutuskan untuk melakukan operasi. Weeks,...langsung telpon2 echa yg saat itu kebetulan berada di kantor.
Ini kali ke 2 gw operasi sinusitis, yg pertama thn 1995.

Jam 15.00 WIB gw di dorong ke kamar operasi. Setalah "pamit" pada echa yang hanya diizinkan menunggu di luar gue mulai berdoa, memohon supaya gw bisa siuman lagi pasca operasi.

Ini bukan operasi gw yg pertama, sepanjang hidup gw , gw sudah operasi amandel, operasi, tumor di payudara, operasi sinusitis I, operasi cesar wkt melahirkan arvino ,operasi usus buntu dan ini operasi sinus gw yang ke dua.

Tapi tetep aja, masuk ruang operasi dan acara "pamit" pada orang2 tercinta jadi ritual yang menyedihkan.
Juga ritual memohon supaya diizinkan untuk siuman lagi pasca operasi.
Terus terang gw sekaligus berdoa, seandainya gw "nggak bangun" , gw minta Allah menjaga anak2 gw. Cinta Mati gw.

DOkter Anestesi sudah menyuntikkan satu ampul obat bius. GUe masih tenang ajah sambil memperhatikan dokter2 yang berkeliaran di kamar persiapan operasi. Ada seorang asisten dokter yang memegang sebatang besi panjang yang menakutkan, gw deg degan itu besi buat apa....untung gw denger dokter yang lain bilang "Ini punnya dokter Cosmas ya?"
Gw bernafas lega, Dr Cosmas itu dokter bedah yang ngoperasi usus buntu gw bbrp bulan lalu.

Gw belom pingsan juga, akhirnya gw di dorong ke kamar operasi. Gw masih memperhatikan mereka mempersiapkan segalanya. Sambil gw menatap lampu2 di atas gue, yang bulet bulet itu, lampu2 yang sama ketika gw menjalani operasi operasi terdahulu. Di sudut ruangan ada TV yang sedang tune in di Indosiar.
Nggak lama seorang dengan baju hijau ( baju yang sama dengan baju dokter anastesi dan dokter Joko) masuk ruangan dengan membawa besi panjang yang tadi.
"Nah ini dia!" Dr joko spt bernafas lega....Nah lho, mau dipake buat apa itu besi...

Itu besi di pasang di sisi tempat tidur gue, sambil sesekali di pukul2 pake palu. Ngeri amat...yang mau dioperasi itu idung gue atau apa ya...

"Oke Bu, kita mulai yaaa...." kata Dr Anastesi yang memasukkan lagi 2 ampul obat bius ke infus gue. Gue berdoa yang terakhir kali agar Allah mengizinkan utk sadar lagi atau kalau nggak tolong menjaga anak anak gw. Selesai berdoa, terbayang wajah ARsa dan Arvin dan Echa. dan Tesss!! Gue nggak inget apa2 lagi.

Alhamdulilah, gw merasakan membuka mata dalam keadaan pusing bukan main...GUE SIUMAN!!!! Di ruangan yang juga sangat familiar buat gue; ruang pemulihan pasca operasi.

Nggak lama, suster2 say Hello! "Ibuuu,..masih pusing?"
Gw nggak jawab apa2,karena gw emang nggak bisa jwb...wong semua gue lihat masih jungkir balik.

Lalu para suster itu sambil ngobrol sesamanya mendorong tempat tidur gue, ke kamar perawatan.

Di kamar perawatan, ruang 702, gw mendengar suara mertua gue, suara kakak kakak gw, suara Echa....jadi mereka sudah kumpul....Gw merasakan Mertua gw mencium kening gue "Kodong Nak..." katanya ...(Tau nggak arti Kodong apaan?! hehehe....Echa coba tolong di translete!)

Alhamdulilah gue siuman. Besok paginya gw ngaca, hidung gue masih di sumpel pakai tampon yang nggak kelihatan dr luar. Yang terlihat dr luar cuma dua utas tali yang diplester di atas hidung gw.

Rabu nya tampon dilepas , ihh rasanya amit amit deh....antara sakit nggak sakit tapi nggak enak banget....

Pesan Moral: Gw dilarang minum es, hindari pencetus alergi spt debu,dll. Jadi sprei harus ganti 3 hari sekale.
Ganti sprei okelah...tapi berhenti minum es....gluk..gluk.... tega bener tuh Dokter Joko, kayak bapak tiri ajah!.....

Rabu itu juga Dokter mengizinkan gw pulang. echa minta gw menunggu dia pulang kantor, dia akan jemput gw. Tapi pada saat itu baru jam 10 pagi, echa pulang kantor jam 7 malam! Gw sudah mati gaya. Sudah bosennn ngelihat kamar bercat putih dan suster2 yang juga berbaju putih (Untung gw nggak ngeliat makhluk lain yang berbaju putih selama di RS!!)

Akhirnya jam setengah empat gue pulang aja tanpa tunggu echa...Gue setir sendiri!!!
Mbak Sri yang nemenin gue selama di RS, dan juga nemenin gue pulang ke rumah sudah komat kamit..."Bu, hati hati bu, nanti ibu pingsan...apa nggak sebaiknya nunggu Bapak?"
Gue cuek saja sambil ketawa2.

Beginilah kalau dilahirkan sebagai Wonder Woman....

Udah yah, gw mau terbang dulu...membasmi kejahatan....






Sunday, February 04, 2007

SETAHUN KAU PERGI


"Rin Besok setahun Papa Pergi...." Kata Da Yudi mengusik tidurku.
Aku tercenung sejenak. Iyakah setahun? Rasanya baru kemarin Papa pergi....


Papa sayang,... 3 Februari setahun yang lalu, Papa pergi. Dalam damai di hari Jumat yang teduh, seusai orang orang menjalankan sholat Jumat, pukul satu siang. Waktu yang sangat baik.


Tak ada tanda tanda waktu itu, cuma rasa "kurang enak badan" yang aku rasakan di pagi hari ketika aku akan berangkat ke kantor. Waktu itu aku ngeluh ke Mama kenapa hari ini perasaannku nggak enak, dan badan rasanya nggak sehat.

Mama sempat bilang "Udah lah nggak usah ke kantor dulu..."

Waktu pamit padamu di kamar, jabatan tanganku pun rasanya tergenggam erat dalam lingkup tanganmu yang kurus. Waktu itu...pasti ada banyak yang ingin Papa katakan padaku kan Pa?

Sekarang nggak terasa telah setahun Papa pergi. Sudah tenang kah pa?

Hari minggu lalu, ketika aku terbaring sakit di rumah sakit. Ketika Dadaku sesak bukan main dan suster mulai sibuk memasangkan masker oksigen di wajahku,...terus terang wajahmu terlintas di kepalaku... Akankan aku juga berlalu, pikirku waktu itu... Saat itu aku juga ingat seorang kenalanku yang meninggal dunia karena asthma di usia yang sama denganku.

Sakit kita kan sama Pa....


Pa, tenang tenang di sana ya....

Irin selalu berdoa untuk mu...agar Allah menghapus segala ganjalan semasa hidupmu...

Agar Allah meneduhkan tempatmu terbaring.

Dan mengirimkan seribu bidadari dan orang orang tampan di sekelilingmu.

Sudahi sakitmu, dan berbahagia...


Ohya,...ini sekutip kenangan ..(mungkin satu satunya foto termanis adegan romantis kalian berdua,yang tersisa...di villa kita)


Selamat Jalan papa sayang....
(Catatan, 3 Februari 2007)