<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35425192\x26blogName\x3dShaSaVino...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://marinareza.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://marinareza.blogspot.com/\x26vt\x3d1712134218084423277', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Saturday, February 24, 2007

Sahabat Saya dan Gelisah itu

Menghabiskan sore sampai malam , disalah satu sudut Food Court Plaza Semanggi dengan seorang sahabat semasa kuliah dulu.
Sahabat saya itu, terlihat begitu kurus, meskipun tidak kehilangan kecantikannya.
Dengan senyum yang masih selalu menggantung, ia menguraikan kejadian yang menimpanya.

Saya terpaku mendengar ceritanya, ketika suami tercinta menyatakan ingin punya wanita lain…
Ada banyak pendar pendar sakit di mata sahabat saya itu, meskipun cerita mengalir dengan tenang, bagaimana ia mempertahankan suaminya, demi tiga buah hatinya.
Saya juga terkaget kaget ketika (masih dengan tenangnya) ia bercerita pernah suatu kali suaminya memintanya datang di sebuah Mall untuk mengganti Handphonenya yang luluh lantak di banting suaminya. Dan di Mall itu, suami yang sedang sesat itu sudah menunggu…dengan perempuan lain itu. Staffnya , di sebuah Bank swasta, yang kantornya satu kawasan dengan kantor saya.
Jadi mereka jalan bertiga…Masyaallah.

Saya heran, kenapa ada perempuan jalang melacur seperti itu,yang dengan entengnya kirim SMS ke sahabat saya minta izin untuk tidak kehilangan cinta suami sahabat saya.

Tentang “Perempuan Lain” ada lah topic yang selalu mengiris ruas ruas jantung saya. Sakitnya bukan main. Sembari saya berdoa semoga suami saya tidak ikut latah jadi laki laki gatel yang doyan lirik lirik dan icip icip perempuan lain. Amin. Cukup keluarga saya pernah mengalaminya, dan jadi sepenggalan kelam masa lalu saya. Saya tak ingin..betul betul tak ingin.

Sahabat saya itu, adalah wanita cantik, yang sejak kuliah dulu selalu modis dan memperhatikan penampilan. Persahabatan kami sejak semester pertama di Trisakti tak pernah putus hingga kini. Saya mensyukurinya, karena tidak banyak persahabatan yang langgeng tanpa hambatan seperti saya dan dia.

Sepulang dari pertemuan tadi, menyisakan kegundahan sendiri dalam diri saya. Ketika saya peluk dia saat berpisah tadi, saya minta dia untuk tabah, dan jangan sampai jatuh tersungkur. Belajarlah dari apa yang dialami ibu saya, yang bisa langsung bangkit setegar tegarnya ketika suaminya meninggalkannya untuk perempuan lain.
Meskipun, seadandainya saya yang mengalami, belum tentu saya bisa tegar seperti ucapan saya. Belum tentu.

Persoalan hidup ini begitu rumit, saya bertakzim, berserah diri pada Allah yang menciptakan saya,…rasanya seperti tak ada ruang lain untuk orang lain berbagi, sebegitu peliknya. Tapi ketika bertemu sahabat saya dan mendengar ceritanya, saya seperti merasa mempunyai sebuah ruang yang lapang yang bisa menampung semua keluh kesahnya di hati saya. Ternyata saya masih bisa berbagi.

Kegundahan saya, juga kegundahan sahabat saya itu, kini membuat saya sesak. …

Saya tahu , Allah Swt akan melindungi umatnya yang teraniaya. Saya percaya....

Jumat, 23 Februari 2007

(Er,...sabar ya....)





1 Comments:

Blogger Leny Puspadewi said...

Mudah2an tidak terjadi pada kita ya...Amin.

9:31 PM  

Post a Comment

<< Home